Misteri Rumah Sakit di Bandung Pria Ini Ditemani Hantu Kakek Penunggu Pasien dan Pasien Hantu

Kisah Misteri Rumah Sakit Pria Ini Ditemani Makhluk Halus Kakek Penunggu Pasien dan Pasien Hantu


Rumah sakit, adalah tempat orang sakit yang mengusahakan kesembuhan agar bisa segera pulih dan sehat wal afiat. Tidak jarang, setiap hari rumah sakit selalu penuh oleh pasien yang berjuang mengikhtiarkan kesembuhannya.
Namun bagaimana, jika rumah sakit tempat yang seharusnya berfungsi sebagai sarana kesembuhan malah menjadi sarang atau tempat yang dihuni oleh mahkluk tak kasat mata?

Seperti kisah nyata yang dialami oleh seorang warga yang sebut saja bernama Galih, ia menceritakan kisah menyeramkan yang pernah ia alami
Kisah nyata Galih ini ia alami pada tahun 2010, saat ia masih kuliah di salah satu Universitas di Kota Bandung.

Walaupun kejadian ini cukup lama telah berlalu, namun kisah yang Galih alami ini cukup jelas terekam dalam ingatannya sampai saat ini.



Kejadian mengerikan yang Galih alami ini, terjadi di salah satu rumah sakit yang berada di jalan Soekarno-Hatta Kota Bandung. Kebetulan rumah sakit tersebut sangat besar dan strategis sehingga membuat rumah sakit tersebut selalu ramai dikunjungi oleh banyak pasien.

Saat Galih masih kuliah ia menyewa kamar kos di daerah Jatinangor, dan kejadian mengerikan ini bermula disini. Saat itu teman kos Galih yang bernama Dika seketika keluar kamar dan tiba-tiba panik, waktu itu dika belum bilang pada kami kalau dia memang dalam keadaan sakit.

Langsung saja, Galih dan temannya yang lain penasaran dengan apa yang terjadi dengan Dika. Akhirnya mereka menghampiri Dika dan menanyakan apa yang sedang terjadi pada dirinya.

Menurut penuturan Dika, ia melihat sosok pocong diatas lemari pakaian dikamarnya. Sosok pocong itu menatap Dika dengan tajam, mukanya hancur, hitam dan beraroma tidak sedap.

Seketika Galih dan teman kos yang lain mengecek kamar Dika, namun Galih tidak menemukan ada apapun dalam kamar tersebut.

Mungkin Dika sedang bermimpi saat itu ucap Galih dalam hati. Pada saat malam harinya Dika masuk ke kamar Galih dan menceritakan bahwa badannya dalam keadaan tidak enak, suhu tubuhnya panas dan dia merasa lemas, bahkan Dika sempat muntah beberapa kali. Saat itu juga Galih berfikir bahwa apa yang dialami dika itu hanyalah halusinasi, efek dari penyakit yang dialami dika, kemudian si galih ini memutuskan untuk segera membawa Dika ke rumah sakit terdekat.


baca juga: Kisah Menyeramkan di Pasar Tanah Abang

 

Kebetulan jarak antara rumah sakit dan kosan Galih tidak terlalu jauh, setidaknya membutuhkan waktu 15 menit untuk menuju rumah sakit tersebut.

Saat tiba di rumah sakit waktu menunjukan pukul 22:00, dan Galih langsung menghubungi UGD agar Dika segera dapat penanganan.

Setelah Dika ditangani oleh dokter, Galih baru menyadari bahwa keadaan rumah sakit saat itu tampak beda sekali jika dibedakan dengan saat mereka datang pada waktu siang hari. Galih saat itu menunggu diruang tunggu UGD dan sesekali melihat pasien yang lewat, ada yang meninggal hingga pasien yang datang dengan kondisi fisik yang kurang baik.


Selama kurang lebih 2 jam ditindak, dokter saat itu menyarankan agar Dika dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. Karena Dika harus mendapatkan perawatan lanjutan lagi dan menurut penuturan dokter, Dika mengalami usus buntu dan harus segera dioperasi.

Mendengar hal tersebut Galih langsung menghubungi keluarga Dika, dan keluarga Dika saat itu meminta agar Dika mendapatkan kamar VIP atau satu kamar untuk satu orang saja. Namun sayang saat itu yang tersisa hanya kamar biasa dengan jumlah pasien maksimal 2 orang.

Dari ruang UGD menuju kamar rawat inap yang ada dilantai 3, Galih merasakan hawa yang aneh dan kurang enak menghampirinya. Hingga akhirnya Galih sampai di kamar yang terletak dilantai 3 tersebut.

Saat itu, di kamar tersebut sudah ada pasien seorang kakek-kakek yang ditemani oleh dua orang yang mungkin saja anak kakek tersebut.
Galih langsung membereskan perlengkapan Dika, dan setelah semuanya beres Galih menuju balkon untuk menghirip udara segar.
“A, bade ngarokok?” Salah satu dari anak kakek tersebut menyapa dan menawarkan rokok pada Galih saat itu.

Galih saat itu menolak rokok tersebut karena ia bukan seorang perokok, kemudian setelah berkenalan anak dari kakek tersebut bernama Dadan, akhirnya Galih terlibat obrolan yang cukup lama dengan Dadan.

Diketahui, Dadan sudah hampir 2 minggu menemani kakeknya tersebut di rumah sakit. Karena penasaran Galih menanyakan mengenai sakit yang diderita oleh kakek tersebut.

 baca juga: Kisah Menyeramkan di Pasar Tanah Abang


Dadan menceritakan bahwa secara medis kakeknya tidak menderita sakit apapun, tapi bila dilihat langsung ia seperti orang yang sesak nafas.
Sesekali Galih melihat kearah Dadan, ia melihat mukanya sangat pucat dan matanya terlihat lingkaran hitam seperti kelelahan.
“A hati-hati jangan tidur kemalaman ya disini mah,” ucap Dadan kepada Galih, perkataan tersebut nampak sedikit aneh bagi Galih.
Galih saat itu tidak memperdulikan perkataan Dadan, waktu sepertinya sudah tengah malam dan Galih masih ada di balkon kamar tersebut. Sesekali Galih memperhatikan keadaan luar rumah sakit, suasana rumah sakit saat itu sangat gelap, sepi dan yang terdengar hanya kicauan suara burung malam saja.
 
Akhirnya Galih memutuskan untuk kembali kedalam kamar, dalam kamar tempat Dika dirawat kamarnya disekat, disamping masing-masing ranjang ada sofa kecil yang dapat digunakan oleh penjaga pasien untuk beristirahat.
Malam itu Galih tidak mengantuk sama sekali, sekitar pukul 01:30 dini hari Galih mendengar pintu kamar sebelah terbuka seperti ada yang masuk. Dalam hati Galih berkata mungkin ada pasien baru yang masuk.
Tidak lama kemudian, Galih mendengar ada suara rintihan orang yang kesakitan. Dan sesekali minta tolong dengan suara yang lirih mengatakan “tolong….tolong.. tolong saya…” karena penasaran Galih akhirnya memberanikan diri melihat ke kamar sebelah.

Lorong rumah sakit saat itu sangat sepi, tidak ada aktifitas apapun dan yang terlihat hanyalah kursi roda yang ada disamping kamar tersebut. Galih perlahan jalan menuju kamar tersebut dan akhirnya ia sampai didepan pintu kamar itu.
Galih mencoba melihat melalui kaca kecil yang ada didepan pintu kamar tersebut, ternyata di kamar tersebut ada satu pasien yang ditunggui oleh satu orang saja. Tapi ada yang berbeda orang yang menemani pasien tersebut berambut panjang sebahu, tidak rapih, dan seperti memakai daster panjang berwarna putih.
Saat itu Galih belum merasakan hal aneh apapun, Galih memutuskan kembali kedalam kamar Dika. Tapi saat Galih berbalik dan melihat kearah kursi roda yang awalnya ada didepan kamar, tiba-tiba saat itu kursi roda berpindah beberapa meter dari posisi awal.

Galih mulai panik, karena ketika Galih melihat kearah kamar sebelah Galih tidak mendengar suara kursi roda yang bergerak. Galih langsung masuk kedalam kamar tapi ketika ia melewati ranjang kakek dari Dadan, Galih tidak melihat siapapun di tempat tidur itu.


baca juga: Kisah Horor - Hantu Wanita dan Bayi Penunggu Mobil Bekas

 

“Lho ko bisa kosong, kakek dan kedua anaknya dimana?” ucap Galih dalam hati. Saat itu Galih hanya berfikir bahwa kakek sedang dipindahkan keruang ICU, ketika ia sedang melihat ke kamar sebelah.
Malam itu Galih mencoba untuk tidak memikirkannya, dan ia pun tertidur karena sudah mengantuk.

Keesokan harinya, Galih dibangunkan dengan suara alarm hp. Saat itu Galih langsung cuci muka dan lanjut mandi. Keadaan Dika pada pagi itu ia terlihat cukup baik, dan Galih sempat mengobrol sedikit dengan Dika. Ditengah obrolan Galih memutuskan untuk membeli sarapan di kantin rumah sakit.
Saat berjalan menuju keluar, Galih melewati tempat tidur yang awalnya ditempati kakek tapi tempat tidur tersebut kosong tidak ada siapapun disitu.
Setelah membeli sarapan dan kembali ke kamar Dika, Galih masih belum melihat kakek dan 2 orang anaknya tersebut kembali ke kamar. Dalam hati Galih berfikir kakek masih di ruang ICU.

Tidak lama setelah itu, Galih memutuskan untuk kembali ke tempat kos. Karena jam 1 siang, Galih ada berkulihah dan akan kembali menunggui Dika setelah kelas selesai. Kebetulan saat itu ada beberapa teman yang akan menjenguk Dika juga di rumah sakit.

Setelah maghrib Galih kembali lagi ke rumah sakit untuk menunggui Dika. Hari ini adalah hari kedua Galih menemani Dika di rumah sakit, Galih melihat kakek ada di tempat tidurnya bersama kedua orang anaknya tersebut.
Kondisi kakek tersebut sama seperti semalam nampak sesak nafas dan tidak berdaya. Ditambah saat melihat kedua anak kakek tersebut Galih melihat muka mereka pucat.

Sekitar jam 22:00 teman-teman kos pamit pulang karena kebetulan mereka ada kelas pagi saat itu. Sementara Galih lanjut menginap untuk menunggui Dika.
Seperti biasa ketika semuanya sudah kondusif, Galih pergi ke balkon kamar kembali untuk sekedar melihat pemandangan disekitar.

Lalu Dadan kembali datang menghampiri Galih dengan pakaian yang sama seperti kemarin. Dalam hati mungkin Dadan kehabisan baju sehingga memakai baju yang sama hari itu.
Tapi anehnya ketika Dadan datang dia menyapa Galih sama persis seperti semalam, Dadan menyapa dengan menawari rokok.
Kata-katanya sama persis tidak ada yang berbeda. Galih tidak memerdulikannya ia kembali ngobrol dengan Dadan. Namun aneh obrolan Galih dan Dadan juga sama persis seperti saat kemarin waktu pertama kali bertemu.
Galih sempat berfikir mungkin saat itu ia sedang halu atau kehilangan fokus, dan Dadan pamit ke kamar lagi dengan kata yang sama, “Jangan tidur terlalu malam disini.”


baca juga: Kisah Horor - Hantu Wanita dan Bayi Penunggu Mobil Bekas

 

Dengan ditemani secangkir kopi hitam, Galih melihat pemandangan sekitar dari balkon. Sekitar jam 12 malam, dari kamar sebelah Galih seperti mendengar suara dari seseorang. Disitu Galih mencoba memfokuskan pendengaran, dan dari kamar sebelah Galih mendengar suara yang lirih dan jelas seperti suara "hiii…..hiiii…..". sontak suara tersebut membuat bulukuduk Galih merinding, seketika saat itu Galih langsung panik dan merasa takut.

Perlahan Galih mulai memfokuskan kembali pendengarannya, dan dalam hati Galih berkata mungkin ia salah dengar saat itu. Beberapa saat kemudian terdengar kembali suara tersebut "hiiii…hiiii…hiii". Namun, Galih saat itu tidak mau larut dalam ketakutan, kemudian Galih memutuskan mendekat ke arah balkon kamar sebelah.

Dengan perasaan cemas dan tetap berhati-hati, perlahan Galih melangkahkan kaki mendekati balkon kamar sebelah. Balkon kamar sebelah hanya berjarak 1-2 meter dari tempat Galih, ia dapat melihat kondisi kamar sebelah melalui jendela. Kamar sebelah nampaknya kosong tidak ada pasien yang sedang dirawat inap.
 
Lalu karena masih penasaran, Galih cek pintu kaca kamar tersebut yang kebetulan sedikit terbuka, tirainya seolah-olah bergerak karena tertiup oleh angin. Nampak jelas tidak ada orang di dalam kamar tersebut. “Syukurlah g ada siapa-siapa mungkin aku tadi salah dengar,” ucap Galih dalam hati.

Sejurus kemudian, ketika pandangan Galih menatap kembali kearah jendela kamar tersebut Galih melihat ada sosok bayangan seperti bayangan seorang wanita. Perawakannya tidak terlalu tinggi dan sosok tersebut berada dibelakang tirai dan bayangan tersebut hanya diam tidak bergerak sama sekali.
Hanya terlihat rambutnya saja yang berkibas karena tertiup angin, Galih mencoba mendekati dan memfokuskan pandangan matanya, dan ketika angin meniup tirai terlihat jelas wanita tua sedang berdiri menatap kearah Galih.

Wajahnya nampak pucat, rambutnya terurai panjang dan berwarna putih serta wanita tua tersebut memakai kemben. Lalu kelopak matanya hitam sedang menatap tajam kearah Galih. Saat itu Galih benar-benar kaget, hampir saja Galih terjatuh pada tepi batas balkon kemudian saat itu juga Galih langsung kembali ke kamar dengan perasaan takut dan campur aduk.

Malam itu kamar yang ditempati oleh Dika terasa berbeda, Galih tidak pernah merasakan perasaan takut seperti itu. Napas Galih tidak beraturan serta keringat dingin bercucuran, Galih yang saat itu berusaha mengontrol diri dengan mengatur nafas dan berdoa.

Lalu beberapa saat setelah Galih tenang, ia kembali mendengar lagi suara “Galih…tolong saya ..tolong…” seketika bulu kuduk Galih menjadi berdiri ia merinding ketakutan, kurang lebih 3 kali kalimat tersebut ia dengar dengan jelas.
Dalam hati Galih bertanya, siapa orang yang meminta tolong kepadanya dan darimana orang tersebut tahu namanya. Dan saat itu juga Galih keluar dari kamar berlari sejauh-jauhnya dari kamar tersebut.

Galih saat itu memutuskan untuk tidak tidur kemudian ia mendatangi titik ramai, tepatnya di ruangan recepsionist. Lalu para suster yang jaga melihat Galih dengan tatapan yang sangat aneh, Galih tidak berkata banyak kemudian ia memperhatikan sekitar kemudian ia melihat tempat jaga perawat yang berada dipojok lorong rumah sakit yang dekat dengan lift disitu Galih merasa sedikit lebih nyaman.
Jadi posisi ruang jaga tersebut dipaling pojok dan kamar Dika ada disebalah kanan. Mungkin jarak antara ruang jaga tersebut sekitar 20 meter. Disitu Galih duduk namun pandangannya tetap tertuju kearah kanan yaitu kamar sebelah yang tadi Galih melihat ada nenek tua.

baca juga : Kisah Misteri Rumah Sakit Pria Ini Ditemani Makhluk Halus Kakek Penunggu Pasien dan Pasien Hantu


Saat di ruang tunggu perawat Galih sempat tertidur sejenak dan terbangun karena suara pintu lift yang terbuka. Galih berfikir saat itu ada yang keluar dari lift tapi saat itu tidak ada seseorang yang keluar dari lift.
 
Seseaat kemudian pintu lift kembali tertutup, dan beberapa saat setelahnya terdengar kembali suara pintu lift yang terbuka, namun sama seperti tadi tidak ada seseorang yang keluar dari lift tersebut. Aneh memang dan tidak masuk akal sama sekali ucap Galih dalam hati.

Tidak lama setelah itu terdengar suara adzan shubuh, Galih yang masih terjaga saat itu memberanikan diri untuk turun ke lobi untuk menunaikan sholat shubuh. Akhirnya dihari ketiga, Galih memutuskan untuk rehat sejenak dikos dan tidak menjaga Dika.

Kemudian dihari keempat Galih kembali ke rumah sakit lagi, dan semoga kali ini tidak terjadi sesuatu yang aneh lagi harap Galih.

Setelah maghrib, Galih sampai di rumah sakit dan langsung menghampiri suster yang sedang berjaga untuk menanyakan perkembangan kesehatan Dika. Lalu setelah itu Galih masuk ke kamar untuk menemui Dika.

Pada malam itu kakek dan kedua orang anaknya masih dengan kondisi yang sama, mukanya pucat, nafasnya tersendat dan masih memakai pakaian yang sama juga.

“Dik gimana keadaan lu sekarang? Tadi nyokap lu nelfon gw transfer duit buat kebutuhan lu,” tanya Galih pada Dika. Kemudian Dika mengatakan bahwa keadaanya saat ini sudah jauh lebih baik dan Dika juga mengucapkan terima kasih pada Galih, lalu mereka kemudian mengobrol sebentar.
Setelah mengobrol dengan Dika, Galih kemudian ke tempat suster jaga karena ingin menanyakan total tagihan perawatan rumah sakit Dika, setelah keluar kamar Galih bertemu dengan Dadan, “Eh kang Dadan kumaha eta si kakek tos sehat?” Tanya Galih pada Dadan

Namun saat itu Dadan tidak menjawab pertanyaan Galih ia kemudian hanya menunduk dengan wajah yang sangat pucat.
Galih kemudian menutup pintu dan berjalan kearah suster jaga, saat itu Galih dan suster-suster sempat mengobrol santai, hingga Galih menceritakan kejadian aneh yang Galih alami selama di rumah sakit ini.

Salah satu suster senior yang ada di tempat jaga bernama Mba Nawang, ia terlihat serius mendengar cerita Galih dari hari pertama Galih menjaga Dika sampai malam ini.

“Mba disini itu serem amat ya,” tanya Galih pada Mba Nawang.
Namun Mba Nawang tidak membalas ucapan Galih dan hanya melontarkan senyuman saja pada Galih. Lalu Galih menanyakan tentang kakek yang satu kamar dengan Dika kepada Mba Nawang. Lalu kemudian Mba Nawang memberi tahu bahwa kakek itu menderita sakit paru-paru dan ia terlihat selalu sesak.
“Iya Mba tadi juga saya liat si kakek masih sesak, dan anaknya juga kelihatan murung banget. Terus yang saya heranin kalau siang saya selalu tidak lihat mereka, pindah ke ruang ICU atau gimana,” tanya Galih pada Mba Nawang. Namun kembali Mba Nawang tidak menjawab pertanyaan Galih.
 
Disitu Galih melihat perawat lain seolah berbisik mengatakan sesuatu atas cerita Galih tadi. “A, aa yakin lihat si kakek dan kedua ananknya di kamar?”
“Iya Mba barusan kan saya dari kamar dan lihat mereka ada kok,” jawab Galih.
Lalu kemudian Mba Nawang masih diam dan tidak berkata apapun.
“Mas saya kasih tau tapi jangan kaget ya,” ucap Mba Nawang. Akhirnya Mba Nawang buka suara dan rasa penasaran Galih akan terjawab.

Menurut penuturan Mba Nawang kakek yang sekamar dengan Dika telah meninggal 2 hari sebelum Dika masuk rumah sakit tersebut.
Dengan perasaan yang terkejut, Galih merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan Mba Nawang. Bagaimana bisa sedangkan selama Galih menunggui Dika, setiap malam Galih selalu melihat kakek dan kedua anaknya tersebut. Dan tadi juga sebelum menghampiri suster Galih masih melihat kakek tersebut masih ada.

baca juga : Kisah Misteri Rumah Sakit Pria Ini Ditemani Makhluk Halus Kakek Penunggu Pasien dan Pasien Hantu


Mba Nawang kemudian memberikan bukti yang menunjukan bahwa kakek tersebut sudah meninggal beberapa hari yang lalu. Kemudian Galih masih penasaran dengan siapa Dadan yang menunggui kakek tersebut.
Sesaat kemudian Mba Nawang melanjutkan ceritanya, lalu Mba Nawang menceritakan bahwa kedua anak kakek tersebut tidak lama setelah kakek meninggal mereka bunuh diri loncat dari balkon.

Saat itu juga Galih seakan merasa apa yang dialaminya sangat mengerikan, selama ini ia berfikir yang sering mengajak ngobrol Galih di balkon adalah manusia namun ternyata hantu.

Kemudian Galih kembali bertanya kepada Mba Nawang tentang kamar sebelah, karena setiap malam Galih selalu mendengar suara aneh, dan nenek-nenek dengan muka yang seram dan berdiri dibelakang tirai.

Lalu Mba Nawang menceritakan bahwa kamar tersebut kosong tidak ada pasien yang dirawat inap di kamar tersebut. Namun beberapa bulan yang lalu memang ada pasien yang dirawat di kamar itu tapi kemudian meninggal.

Dulu pasien tersebut menurut penuturan Mba Nawang dijaga oleh ibunya yang sudah sepuh, setelah anaknya meninggal ibu tersebut langsung drop dan dirawat juga di kamar itu tapi tidak lama kemudian ibu tersebut meninggal.

Malam itu, juga Galih meminta kepada pihak rumah sakit agar Dika pindah kamar. Lalu kemudian dengan dibantu Mba Nawang akhirnya Dika mendapatkan sebuah kamar yang berada dilantai 2.
 
Pada saat itu juga Galih langsung membereskan perlengkapan di kamar lama Dika dan memberitahukan kepada Dika bahwa akan pindah kamar.
Perlengkapan sudah beres, Dika sudah siap untuk pindah kamar. Dan ketika Galih akan menutup pintu kamar Galih melihat dari arah jendela Dadan tersenyum kearah Galih dan Dika. Dadan tersenyum dengan wajah pucat dan lingkar matanya hitam.

Tidak ingin larut dalam ketakutan, Galih dan Dika langsung meninggalkan kamar tersebut dan menuju lantai dua yang merupakan posisi kamar baru Dika.
Untungnya menurut Galih dilantai 2 nampaknya biasa saja, ia tidak merasakan sesuatu yang aneh, saat itu di kamar hanya ada Dika dan Galih saja.

Galih saat itu sengaja tidak menceritakan hal yang telah menimpanya kepada Dika, bahkan sampai pada akhirnya Dika meninggal dunia Dika tidak tahu cerita seram yang Galih alami. Dan sehari setelah Dika meninggal dunia Galih memimpikan Dika. Ia bermimpi bertemu dengan Dika dalam mimpi wajah Dika tampak murung dan pucat, Galih bertanya kenapa dan apa yang terjadi kepada Dika dalam mimpinya tersebut.

Tapi saat itu Dika tidak menjawab pertanyaan Galih, kemudian beberapa hari setelah mimpi tersebut, Galih kembali memimpikan Dika lagi. Dalam mimpi kali ini Dika terlihat sedikit lebih ceria dan wajahnya tidak terlihat murung, dan Galih berharap semoga itu pertanda baik bahwa keputusannya untuk tidak menceritakan kisah horror yang ia alami di rumah sakit itu kepada temannya yang memang sakit parahitu adalah keputusan yang benar dan Galih memang selalu mengirimkan doa pada Dika, Galih berharap semoga Dika tenang di alam sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UPLOAD TERBARU

Marvel The Marvelous - Azab Sosok Penunggu Sarang Demit

UPLOAD POPULER